KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam juga tak lupa pula kami kirimkan
kepada baginda nabiullah Muhammad SAW,selaku tokoh reformasi bagi kita
sekalian yang mengajarkan kepada
kebenaran khususnya bagi umat muslim yang telah menunjukan kepada kita
jalan kebenaran dan kebaikan terutama yang masih tetap teguh pendirian
sampai hari ini.
Makalah ini dibuat guna memenuhi kewajiban kami selaku
mahasiswa,dalam rangka memenuhi tugas
yang telah diberikan oleh Dosen yang bersangkutan dan merupakan pra syarat
dalam memperoleh nilai pada mata kuliah “Evaluasi
Pembelajaran ekonomi”. Makalah ini disusun berdasarkan referensi yang
ada,serta merupakan gabungan dari teman-teman serta dari Dosen pembimbing, yang
inti dari makalah ini adalah membahas masalah “Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran”
Dalam
penyusunan materi ini,kami sadar sepenuhnya atas segala kekurangan dan kesempurnaan
sehingga di butuhkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhirnya,kami
selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan
rekan-rekan serta Dosen yang bersangkutan ,dan untuk selanjutnya kami bersenang
hati menyambut segala kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
conscruktife (membangun) dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu menyertai dan meridhoi kita
bersama dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan yang berbudi pekerti luhur.
Amin Ya Rabbal‘Alamin.
Wassalamu’alaikum
wr.wb.
Kendari, 20 Februari 2013
KELOMPOK I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat
penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi
dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui,
dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah
mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.Tanpa evaluasi,
kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi
pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara
umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu program. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses
kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang
dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data
kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan
untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi
dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah
keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu.
Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assessment)
digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara
internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam
sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau
supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang
yang menjadi bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan
dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal,
seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada
level terbatas maupun pada level yang luas.
Fungsi Evaluasi Pendidikan. Sangat diperlukan
dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk
: 1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan. 2. Menilai hasil yang dicapai para
pelajar. 3. Menilai kurikulum. 4. Memberi
kepercayaan kepada sekolah. 5. Memonitor dana yang telah diberikan. 6. Memperbaiki
materi dan program pendidikan. Hasil evaluasi yang didapat sampai sekarang
tentang dunia pendidikan Nasional kita cukup memperihatinkan, tidak hanya dalam
segi kualitas tapi juga kegagalan dalam membentuk karakter building generasi
muda bangsa. Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan
pendidikan adalah memanusiakan manusia. membentuk SDM yang berkualitas. Namun
sayang kebijakan pendidikan yang ada sampai sekarang masih jauh dari harapan.
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus
berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang
dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll.
Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi
pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat
mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang
dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil
dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam
proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah
konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi
hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran.
Hal ini tentu saja terjadi karena evaluasi belajar dan evaluasi pembelajaran
menurut penulis tak dapat dipisahkan.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan
evaluasi? Banyak literatur yang memberikan pengertian tentang evaluasi ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI,
1996:272). Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk
mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi
yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes
meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan
dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif
dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes
hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep
ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal senada juga disampaikan
oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006).
Selanjutnya, ada juga para ahli evaluasi
pendidikan, seperti Sudijono, menyebutkan bahwa evaluasi adalah (1)
proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan
tujuan yang telah ditentukan, (2) usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan
balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono, 2006:2). Hampir sama
dengan Sudijono, Dimyati dan Mujiono menyebutkan bahwa evaluasi adalah suatu
proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan
(2006:192). Selain istilah
evaluasi, terdapat juga istilah penilaian, pengukuran, dan tes. Sebenarnya,
apakah ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama? Jawabannya tentu
saja tidak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan dalam penulisan makalah ini
adalah sbb :
1.
Mengetahui Bagaimana Pengertian
Evaluasi, Pengukuran, Penilaian dan Tes?
2.
Mengetahui Bagaimana Kedudukan,Tujuan,
Fungsi dan Prinsip Evaluasi?
3.
Mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah
Pelaksanaan Evaluasi?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka
yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah
ini adalah sbb : “ Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian
Evaluasi, Pengukuran, Penilaian dan Tes, Untuk Mengetahui Bagaimana
Kedudukan,Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi Serta Untuk Mengetahui Bagaimana
Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi ”
D.
Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini di harapkan dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak baik secara langsung maupun secara tidak
langsung dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Penilaian
dan Tes
1.
Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari
bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki
banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown
dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa
“Evaluation refer to the act or process to determining the value of
something”, artinya “evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai daripada sesuatu”. Sesuai dengan pendapat tersebut maka
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang
ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Menurut Benyamin S. Bloom
Evaluasi merupakan “Handbook on formative and summative evaluation of
student learning”, yang artinya Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti
yang cukup untuk dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan yang terjadi
pada anak didik. Jadi, kita sebagai guru harus yakin bahwa pendidikan dapat membawa
perubahan pada diri siswa.
Sedangkan Evaluasi menurut Cross
adalah “Evaluation is a process which determines the extent to which
objectives have been achieved”, yang artinya Evaluasi merupakan proses yang
menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini
menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang
mengukur derajat dari mana suatu tujuan dicapai.
Dari ketiga pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa Evaluasi adalah proses menentukan nilai suatu objek
tertentu berdasarkan suatu criteria tertentu, di mana objeknya adalah hasil
belajar siswa dan kriterianya adalah ukuran ( sedang, rendah, tingginya ).
2.
Pengukuran
Perlu dijelaskan di sini bahwa
evaluasi tidak sama artinya dengan pengukuran ( measurement ), Wand
dan Brown mengatakan bahwa “Measurement means the act or
process of axestaining the extent or quantity of something” yang artinya
pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau
kuantitas daripada sesuatu.
Dari definisi antara evaluasi
dengan pengukuran, maka dapat diketahui dengan jelas perbedaan antara penilaian
dan pengukuran. Walaupun ada perbedaan antara pengukuran dan penilaian, namun
kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan karena antara pengukuran dan penilaian
terdapat hubungan yang sangat erat. Sebab untuk dapat mengadakan penilaian yang
tepat terhadap sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas
pengukuran-pengukuran. Misalnya untuk menilai apakah seseorang dapat membaca
dengan lancer atau tidak, maka perlu kita mengukur berapa jumlah kata-kata yang
dibacanya dalam satu menit, berapa kesalahan-kesalahan yang dibuatnya, dan
sebagainya.
Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur sesuatu, misalnya suhu badan dengan ukuran berupa termometer
hasilnya 360 celcius, 380 celcius, 390 dst. Dari contoh tersebut dapat dipahami
bahwa pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu,
sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh. Apa yang membedakan dengan evaluasi. Yang membedakannya
adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Dengan
demikian, berdasarkan pengertian yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan
bahwa evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk mendiagnosis kegiatan
belajar dan pembelajaran.
3.
Penilaian
Penilaian
adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi
verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan
penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.Untuk itu, diperlukan data
sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam
hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta
didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian merupakan salah satu
pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
berbasis kompetensi.
Penilaian
merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,
penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian
dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio),
dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal
diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang
peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya,
tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa
dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
Penilaian menurut Arikunto,
merupakan proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik buruk yang
besifat kualitatif. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penilaian
merupakan kelanjutan dari kegiatan pengukuran untuk menafsirkan angka sebagai
ukuran nilai. Kegiatan pengukuran dilakukan apabila penilaian memerlukannya,
dan pengukuran tidak perlu dilakukan apabila penilaian tidak memerlukannya.Setelah
kita memahami apa yang dimaksudkan dengan penilian dan pengukuran dari uraian diatas
barulah kita bias memunculkan definisi evaluasi secara umum.Evaluasi adalah
kegiatan pengumpulan data untuk mengukur dan memberikan penilaan sehingga dari
pengukuran dan penilaian tersebut dapat mengetahui sejauh mana tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.
4.
Test
Tes adalah alat atau cara yang
sistematis untuk mengukur suatu sampel perilaku. Sebagai suatu alat ukur,
maka di dalam tes terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik. Tes yang baik adalah tes yang
memenuhi persyaratan validitas (ketepatan/kesahihan) dan
reliabilitas(ketetapan/keajegan).
B.
Kedudukan,Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi
1.
Kedudukan Evaluasi
Proses pendidikan merupakan
proses pemanusiaan manusia, dimana di dalamnua terjadi proses membudayakan dan
memberadapkan manusia. Agar terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka
diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaban. Masukan dalam proses
pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya.
Untuk memastikan karakteristik
dan keunikan siswa yang akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi
terhadap masukakan. Tranformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan
dan memberadabkan siswa. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran
seperti yang duharapakan dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjabya
komponen/usur yang ada didalam lembaga pendidikan.
Unsur-unsur transformasi dalam
proses pendidikan meliputi :
a.
Pendidikan
dan Personal Lainya
b.
Isi
Pendidikan
c.
Teknik
d.
System
Evaluasi
e.
Sarana
Pendidikan
f.
System
Administrasi
Untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas
transformasi dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi terhadap
bekerjanya unsure-unsur transformasi. Keluaran dalam proses pendidikan adalah
siswayang semakin berbudaya dan beradap sesuai dengan tujuan yang ditatapkan.
Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil
diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai badan pertimbangan
untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Adanya umpan
balik yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan
kegiatan perbaikan proses pendidikan.
Apabila kita perhatikan uraian
sebelumnya, kita melihat bahwa setiap unsure yang ada pada proses transformasi
pendidikan membutuhkan kegiatan evaluasi. Dengan demikian jelaslah bahwa
kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative. Artinya setiap
ada proses pendidikan pasti ada evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses
pendidikan, selama proses pendidikan, dan berfikir pada satu tahap proses
pendidikan.
Untuk mengetahui dan menetapkan
siswa apakah sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan lembaga
pendidikan atau belum, diperlukan juga kegiatan evaluasi. Sehingga dengan
adanya evaluasi tersebut juga akan dihasilkan umpan balik, yang mana maksud
dari umpan balik ini adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama
proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan petimbangan untuk perbaikan
masukan dan transformasi yang ada dalam proses.
Dimana umpan balik ini berfungsi
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada
dalam proses. Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa kedudukan
evaluasi dalam pendidikan sangatlah penting, karena dalam setiap proses
pendidikan memerlukan kegiatan evaluasi untuk tujuannya masing-masing.
2.
Tujuan
Evaluasi
Dari uraian
sebelumnya, tentunya kita mendapatkan gambaran mengenai tujuan evaluasi
dalam pendidikan. Jadi tujuan utama melakukan evaluasi dalam
pendidikan adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian
tujuan instruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya
yang merupakan fungsi dari evaluasi.
Selain itu juga ada
beberapa tujuan evaluasi yaitu sbb :
1)
Menilai
ketercapaian tujuan.
Ada keterkaitan antara tujuan
belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan
menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan
metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.
2)
Mengukur
macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.
Belajar dikategorikan sebagai
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi
dalam proporsi yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat
menekankan dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi
sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi
pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah
dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi
secara berkaitan.
3)
Memotivasi
belajar siswa.
Evaluasi jyga harus dapat
memotivasi belajar siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik
memotivasi, tetapi masih sedikit di antara guru-guru yang mengetahui teknik
motivasi yang berkaitan dengan evaluasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa
evaluasi memotivasi belajar siswa sesaat memang betul, tetapi untuk jangka
panjang masih diragukan, Hasil evaluasi menstimulasi tindakan siswa. Rating
hasil evaluasi yang baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk
meningkatkan atau mempertahankannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa
secara kontinu.
4)
Menjadikan
hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Keterkaitan evaluasi dengan
instruksional adalah sangat erat. Hal ini karena evaluasi merupakan bagian dari
instruksional. Di samping itu, antara instruksional dengan kurikulum saling
berkaitan. Beberapa guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode
mengajar yang menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat, jika
memang didasarkan pada hasil evaluasi secara luas.
5)
Menentukan
tindak lanjut hasil penilaian.
Yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya
hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata,
tetapi juga bias disebabkan oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program
pengajaran. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih metode dan alat bantu
mengajar.
3.
Fungsi Evaluasi
Dengan mengetahui tujuan
evaluasi ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara
lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa hal :
1)
Evaluasi berfungsi
selektif
Dengan mengadakan evaluasi guru dapat
mengadakan seleksi pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat
diterima disekolah tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas,
untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk memilih siswa
yang sudah berhak lulus.
2)
Evaluasi berfungsi
diagnostik.
Apabila alat yang digunkan dalam
evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan
dapat mengetahui kelemahan siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.
3)
Evaluasi berfungsi
sebagai penempatan.
Untuk dapat menetukan dengan pasti
dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan
evaluasi.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada
dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4)
Evaluasi berfungsi sebgai
pengukuran keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.Keberahasilan program ditentukan
oleh bebrapa factor yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan
system kurikulum.
Evaluasi dalam
bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai berbagai fungsi sebagai berikut:
1)
Alat
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional.
Dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan instruksional kita sudah tercapai atau belum. Kalau belum dicari faktor penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi adalah perubahan-perubahan pada diri siswa.
Dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan instruksional kita sudah tercapai atau belum. Kalau belum dicari faktor penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi adalah perubahan-perubahan pada diri siswa.
2)
Umpan
balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan
dengan hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar
guru, dll yang biasanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3)
Dasar
dalam menyusun laporan hasil belajar siswa kepada para orang tuanya.
Isi laporan hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan evaluasi yang mencakup kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai=nilai prestasi yang dicapainya.
Isi laporan hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan evaluasi yang mencakup kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai=nilai prestasi yang dicapainya.
4)
Sebagai
alat seleksi. Untuk mendapatkan calon-calon yang paling cocok untuk suatu
jabatan atau suatu jenis pendidikan tertentu, maka perlu diadakan seleksi bagi
para calon-calonnya. Hasil evaluasi yang dilaksanakan dapat memberikan gambaran
yang cukup jelas mana-mana calon yang paling memenuhi syarat untuk jenis
jabatan atau untuk jenis pendidikan tersebut.
5)
Sebagai
bahan-bahan informasi apakah anak-anak tersebut harus mengulang pelajaran atau
tidak. Apabila berdasarkan hasil evaluasi dari sejumlah bahan pelajaran yang
kita berikan pada seorang anak telah memenuhi syarat minimal untuk melanjutkan
pelajaran maka anak-anak tersebut dapat melanjutkan ke materi selanjutnya,
tetapi jika tidak memenuhi syarat minimal tersebut. Maka anak-anak tersebut
harus mengulang pelajaran.
6)
Sebagai
bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan yang cocok
terhadap anak tersebut. Dengan evaluasi yang kita laksanakan dapat kita ketahui
segala potensi yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan potensi-potensi yang
dimiliki oleh seorang anak dapat diramalkan jurusan apakah yang paling cocok untuk
anak-anak tersebut di kemudian hari. Dengan jalan ini, dapatlah dihindari
adanya salah pilih dalam penentuan jurusan. Dan dengan demikian dapat pula
dihindari pembuangan biaya yang sia-sia karena pilihan yang tidak tepat.
4.
Prinsip Evaluasi
Evaluasi hasil
belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya
senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.
1)
Prinsip
Keseluruhan
Yang dimaksud
dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif
adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud
dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat
menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri
peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati.
Dalam
hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek kognitif,
tetapi juga aspek psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum dalam evaluasi.
Jika dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penilaian
bukan hanya menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini, melainkan juga
harus dapat mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan
mengimplementasikan materi tersebut dalam kehidupannya.Jika prinsip evaluasi
yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahan-bahan keterangan dan
informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek subjek didik
yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.
2)
Prinsip
Kesinambungan
Istilah lain
dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini
artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus,
sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini
akan memungkinkan si penilai memperoleh informasi yang dapat memberikan
gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti
program pendidikan sampai dengan saat-saat mereka mengakhiri program-program
pendidikan yang mereka tempuh.
3)
Prinsip
Objektivitas
Prinsip
objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari
faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip
objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung
pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar
yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus
pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya
itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan
penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada diri
tester.
Di sini tester
harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-kemungkinan “hallo
effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik mendapat skor
lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban
tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain harus disingkirkan
jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-nilai yang objektif.
Dengan kata
lain, tester
harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut keadaan yang
senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya
subjektif. Prinsip ini sangat penting sebab apabila dalam melakukan evaluasi,
subjektivitas menyelinap masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian pekerjaan
evaluasi itu sendiri akan ternoda.
Prinsip-prinsip umum
evaluasi adalah: kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif,
mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran hendaknya
a)
Dirancang sedemikian
rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi, materi yang akan
dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi
b)
Menjadi bagian
integral dari proses pembelajaran
c)
Agar hasilnya
objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat (instrumen) dan
sifatnya komprehensif
d)
Diikuti
dengan tindak lanjut.
Di samping itu,
evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan, prinsip berorientasi
kepada kompetensi dan kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip
koherensi, dan prinsip diskriminalitas.
C.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran yaitu :
1)
Langkah Perencanaan
Tidak akan
berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan dapat
dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau
tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau
tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik tidaknya
perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan ini makin
sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan
langkah-langkah berikutnya.
2)
Langkah Pengumpulan Data
Soal pertama
yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah menentukandata apa saja yang
kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan
tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali
uraiannya maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita
sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan
ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang
kita ajarkan.
3)
Langkah Penelitian Data
Data yang
telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses
penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan maksudnya
ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran
yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari data
yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan
kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh karna itu kita selalu
menyadari baik buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data
langsung dari orang yang bersangkutan oleh karena itu dalam evaluasi yang baik,
kkita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya
yang tersedia bagi kita.
4)
Langkah-Langkah Pengolahan Data
Langkah
pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap data yang pada
kita. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data
itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apapun kepada kita. Sering sekali
seorang memiliki data yang cukup lengkap tentang seorang murid atau sekelompok
murid yang sedang dievalusinya tetapi karena ia kurang pandai mengolah data
yang dimilikinya tadi tidak banyaklah arti atau makna yang dapat dikeluarkannya
dari datanya. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari
benar-benar pada tarafmemperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang
diri orang yang sedang di evaluasi.
5)
Langkah Penafsiran Data
Kalau kita
perhatikan segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah data tadi akan
segera tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah
pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat.
Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita
melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita
akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi.
6)
Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil
pemikiran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta
didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas
tujuan instruksional, menentukan kebutuhan peserta didik, dan menentukan
keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
7)
Laporan Hasil Penelitian
Pada akhir
penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir
semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu
laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan
sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang
diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat
tercapai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga
ranah keluaran belajar, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam setiap pembelajaran, ranah ini diharapkan oleh pendidik dapat
berkembang dengan baik. Untuk mengetahui perkembangan ketiga ranah itu,
dilakukanlah kegiatan evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain itu,
evaluasi tentu saja dapat membantu pendidik untuk mengetahui
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan mengetahui
kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan sekaligus
membimbing peserta didik yang masih kurang mampu memahami materi pelajaran yang
telah mereka ajarkan.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat
dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang
sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini
dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak
objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.
Secara umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk
mengambil sebuah keputusan dan secara khusus dapat dirinci sebagai berikut:
1.
Administratif : Administrator
menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas, melengkapi
laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk menempatkan siswa
jika dia pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan sekolah kepada
instansi yang lebih tinggi.
2.
Instruksional: Supervisor dan
guru menggunakan hasil evaluasi untuk membantu meningkatkan cara mengajar guru
agar lebih baik.
3.
Bimbingan dan Penyuluhan : Hasil yang diperoleh dari berbagai teknik
evaluasi seperti tes intelegensi, achievement test, attitude test,
catatan observasi, catatan harian, interest inventories, dan catatan
kumulatif dapat digunakan.
4.
Penyelidikan : Hasil yang
diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada ketidaksesuaian atau
ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru, kurikulum, ataupun
lainnya.
B.
Saran
a)
Hendaknya
seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan evaluasi terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan karena dengan
adanya evaluasi ini akan dapat menunjang kualitas dan mutu pendidikan kita.
b)
Sebagaimana
evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang telah diuraikan diatas sangatlah
penting karena dengan adanya hal tersebut kita dapat belajar bagaimana
cara mengevalausi dari kegiatan belajar mengajar apakah sudah dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1983. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin,
Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran.
PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Aunurrahman.
2010. Belajar dan Pembelajaran.CV
Alfabeta : Bandung.
Dimyati
& Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. PT Rineka Cipta : Jakarta.
Hamalik,
Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran.
PT Bumi Aksara : Jakarta.
www.google.com//internet.com
No comments:
Post a Comment