Tugas Bahasa Indonesia
Menganalisis unsur – unsur intrinsik cuplikan Novel
Disusun oleh:
Kelompok:
5
Anggota
:
1.
Fajar
Nugraha Wahyu
2.
M.
Yuda Wastu
3.
Mia
Fatimah
4.
Rizka
Nurmala
5.
Suherman
SMPN 4 KOTA TANGERANG SELATAN
ANGKATAN 2009/2010
"Matahari Dibatas Cakrawala"
Karya : Mira W
SINOPSIS
SINOPSIS
Novel ini menceritakan tentang perjuangan dan pengabdian seorang wanita
yang menjadi istri seorang dokter yang di tempatkan di daerah terpencil dan
seorang ibu yang harus kehilangan anaknya. Wita
merupakan nama dari wanita muda itu, berawal dari kesalahan di masa remajanya
yang mencoba menggugurkan kandungan pada seorang dukun, hal tersebut merupakan
kesalahan terbesar dalam hidupnya karena dia terlalu terlena dalam pergaulan
bebas, Wita merupakan wanita yang di idolakan teman – teman pria sekolahnya
seperti erik, rinaldi dan effendi. Kesalahannya itu telah menghancurkan harapan
kedua orang orang tuanya padahal ia adalah anak kebanggaan kedua orang tuanya.
Karena pria yang menghamilinya tidak
mau bertangggung jawab, akhirnya Wita mencoba menggugurkannya dengan meminum
shampoo. Alhasil ia pun masuk Rumah Sakit, dan di Rumah Sakit itu ia bertemu dengan
seorang dokter muda bernama Irwan yang kemudian jatuh cinta.
Setelah menjalani pemeriksaan dokter menyatakan bahwa Wita hamil. Betapa terpukulnya dia mendengar berita itu, secara diam – diam Wita datang ke Rumah Sakit itu lagi meminta agar dokter mau menggugurkan kandungannya, tetapi dengan cepat dokter pun menolaknya. Karena putus asa Wita pun akhirnya mendatangangi dukun mengggugurkan kandungannya, dan karena ulahnya itulah ia hampir meninggal dan harus membayar mahal atas kesalahannya itu.
Setelah menjalani pemeriksaan dokter menyatakan bahwa Wita hamil. Betapa terpukulnya dia mendengar berita itu, secara diam – diam Wita datang ke Rumah Sakit itu lagi meminta agar dokter mau menggugurkan kandungannya, tetapi dengan cepat dokter pun menolaknya. Karena putus asa Wita pun akhirnya mendatangangi dukun mengggugurkan kandungannya, dan karena ulahnya itulah ia hampir meninggal dan harus membayar mahal atas kesalahannya itu.
Dengan penuh kesabaran dokter Irwan
merawat Wita, benih – benih cinta pun tumbuh dalam hati keduanya, dan pada
akhirnya mereka pun menikah, walau ayah Wita pada awalnya tidak merestuinya
karena sebuah alasan bahwa Irwan masih dokter kemarin sore atau baru.
Di awal pernikahannya cobaan pun
mulai datang, Irwan harus di rempatkan di daerah terpencil dengan gaji yang
sangat minim. Dalam pernikahannya mareka sangat menginginkan kehadiran seorang
anak. Awalnya Wita sudah putus asa tapi karena sebuah keyakinan dari suaminya
Wita pun tabah dan sabar menghadapinya. Sampai pada akhirnya Wita pun hamil dan
mereka benar – benar bahagia.
Suka duka sebagai istri dokter Inpres yang di kirim di daerah terpencil, membuat Wita sedikit demi sedikit mengubah sifatnya yang manja, menjadi seorang istri yang matang, penuh tangggung jawab dan amat mencintai suaminya yang selalu sibuk tugas di desa. Bulan berganti bulan, kehamilan Wita pun semakin besar dan akhirnya tibalah waktunya ia melahirkan. Wita harus berjuang sepenuh tenaga, bahkan dia rela mempertaruhkan nyawanya di atas meja operasi dan mengorbankan rahimnya dari pada harus mengugurkan kandungan nya untuk yang kedua kalinya. Nyawa pun di pertaruhkan demi mempersembahkan buah hati untuk suami tercinta. Wita bahkan merelakan rahimnya untuk di angkat setelah kelahiran putrinya. Dengan kehadiran putrinya Nike, kehidupan mereka teramat bahagia.
Suka duka sebagai istri dokter Inpres yang di kirim di daerah terpencil, membuat Wita sedikit demi sedikit mengubah sifatnya yang manja, menjadi seorang istri yang matang, penuh tangggung jawab dan amat mencintai suaminya yang selalu sibuk tugas di desa. Bulan berganti bulan, kehamilan Wita pun semakin besar dan akhirnya tibalah waktunya ia melahirkan. Wita harus berjuang sepenuh tenaga, bahkan dia rela mempertaruhkan nyawanya di atas meja operasi dan mengorbankan rahimnya dari pada harus mengugurkan kandungan nya untuk yang kedua kalinya. Nyawa pun di pertaruhkan demi mempersembahkan buah hati untuk suami tercinta. Wita bahkan merelakan rahimnya untuk di angkat setelah kelahiran putrinya. Dengan kehadiran putrinya Nike, kehidupan mereka teramat bahagia.
Tetapi kebahagiaan itupun harus
sirna ketika dokter Irwan di tuduh telah mengaborsi kandungan anak seorang
kepala desa Aisyah. Awalnya Wita tidak percaya, bahkan Wita mempunyai praduga
lain. Apakah janin yang di kandung anak kepala desa tersebut anak suaminya!
Hasil perselingkuhan suaminya dengan wanita itu, mengingat waktu itu anak
kepala desa tersebut sempat menaruh hati pada suaminya.Mungkin alasan itulah
suaminya menggugurakan kandungan anak kepala desa tersebut. Akhirnya Wita pun
menemui wanita itu, dan dari mulut wanita itulah Wita mendapatkan penjelasan
dan pengakuan yang membuat hatinya terhentak. Suaminya melakukan hal itu karena
suatu alasan masa lalu, Ia tidak ingin anak kepala desa tersebut mengalami
nasib seperti Wita yang nekad datang ke dukun untuk mengugurkan kandungannya
dan harus mempertaruhkan nyawa serta rahimnya. Dan ternyata yang telah
menghamili Aisyah adalah pamannya sendiri. Dan suami Wita akhirnya dipenjara
karena telah melakukan aborsi.
Cobaan pun datang bertubi – tubi, di
saat yang bersamaan Nike pun terkena penyakit folio, sampai akhirnya dokter
memfonis Nike menderita penyakit Leukemia. Wita yang kebingungan bahwa anaknya yang
sedang leukemia itu membutuhkan darah yang sangat banyak dan sesuai dengan
golongan darahnya dia. Akhirnya Wita menemui Bachtiar yang sedang mencari darah
untuk istrinya yang kebetulan sama dengan golongannya sama dengan Wita dan
mereka akhirnya membuat perjanjian, Wita mendonorkan darahnya untuk istri
Bachtiar dan Bachtiar mendonorkan darahnya untuk Nike. Tetapi sayang usahanya sia-sia akibat
penyakitnya itulah Nike harus pergi meninggalkan kehidupan ayah bundanya untuk
selama – lamanya.
Akhirnya Irwan pun bebas, walau dia
terkena skorsing beberapa tahun sebelum ia boleh berpraktek lagi sebagai dokter
kembali. Mereka tinggal kembali di Jakarta.
Akhirnya mereka pun mengadopsi anak dan mereka menjalani kehidupan dengan penuh
bahagia.
Unsur – unsur instristik
a) Tema :
Matahari di batas cakrawala adalah sebuah novel yang bertemakan tentang sebuah perjuangan dan pengabdian seorang wanita yang menjadi istri seorang dokter dan seorang ibu yang benar – benar menyayangi anaknya.
Unsur – unsur instristik
a) Tema :
Matahari di batas cakrawala adalah sebuah novel yang bertemakan tentang sebuah perjuangan dan pengabdian seorang wanita yang menjadi istri seorang dokter dan seorang ibu yang benar – benar menyayangi anaknya.
Jadi, tema intinya adalah perjuangan
hidup dan pengabdian kepada anaknya.
b) Amanat :
Novel matahari di batas cakrawala mengandung amanat bahwa
b) Amanat :
Novel matahari di batas cakrawala mengandung amanat bahwa
1. kita harus
berhati –hati dalam hidup dan dalam bergaul.
2. kita menjadi
seorang istri yang baik, penuh kesabaran dan kesetiaan mendampingi suami.
3. Kita tidak
boleh ceroboh , kita harus memikirkan akibat dari apa yang telah kita perbuat.
4. kita boleh
gegabah dalam mengambil suatu keputusan.
Serta menjadi
seorang ibu yang bias di jadikan panutan bagi anaknya. Novel ini pun memperlihatkan
bahwa cinta itu misterius, oleh karena itu allah memberi akal pikiran kepada
manusia supaya bias mengurai misteri itu menjadi sebuah kehidupan yang
bermakna. Dan hanya orang sabar dan ikhlaslah yang dapat menguikan menjadi arti
hidup yang penuh makna, walau terkadang kehidupan yang kita jalani tak seindah
denga apa yang kita inginkan. Dan semua itu tidak akan luput dari sebuah doa
dan ikhtiar.
c) Alur :
Alur novel ini menggunakan alur maju mundur,
c) Alur :
Alur novel ini menggunakan alur maju mundur,
sebab penulis
dalam menuliskan kisah ini menceritakan kisah kejadian yang sedang di alami
tokoh dalam novel dan di selingi bercerita tentang kejadian masa lalu tokoh
dalam novel. Contoh:
- Pengenalan cerita
- Pengungkapan peristiwa masa lalu
- Pengungkapan peristiwa yang sedang di alami
- Puncak konflik
- Nostalgia peristiwa dahulu
- penyelesaian
d) Tokoh :
Tokoh yang terdapat pada novel :
1. Wita
2. Darius
3. Dokter Irwan
4. Dokter Muchtar
5. Bachtiar
6. Effendi watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
7. Ibu Wita watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
8. Bapak Wita watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
9. Nike watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
10. Eric watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
11.Rinaldi watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
12.Aisyah
13.Hamid
Watak:
1.Wita:
1. Ceroboh: “karena dia terlalu terlena
dalam pergaulan bebas yang
membuat Wita Hamil”
2. Nekat : ” akhirnya Wita mencoba menggugurkannya dengan meminum shampoo,
dan akhirnya dia berhasil menggugurkan kandungannya ke dukun.”
3. mudah putus asa:” Wita mencoba
menggugurkannya dengan meminum shampoo dan terus mencoba berbagai cara untuk
menggugurkan kehamilannya.”
4. Sabar : “”Cobaan pun datang bertubi
– tubi, di saat yang bersamaan Nike pun terkena penyakit folio, sampai akhirnya
dokter memfonis Nike menderita penyakit Leukemia. Tetapi Wita terus Sabar.”
2. Darius
- Tidak bertanggung jawab:” Karena pria yang menghamilinya tidak mau bertangggung jawab dan pergi ke daerah lain.”
- Pengecut : “ setelah menghamili Wita dia langsung pergi ke daerah lain.”
- Dokter Irwan
- Baik hati:” mau membantu Wita yang sedang mengalami kesedihan yang mendalam.”
- Ramah:” dalam teks kutipan juga ada,dan dia berbicara ramah sebagai dokter kepada semua pasiennya.”
- Sabar:” Akhirnya Irwan pun keluar dari penjara, walau dia terkena skorsing beberapa tahun sebelum ia boleh berpraktek lagi sebagai dokter kembali, dan juga dalam menghadapi cobaan yaitu anaknya yang sakit-sakitan.”
- Jujur:” dia telah jujur telah melakukan praktek aborsi kepada Aisyah.”
- Tegas: ” tidak mau melalukan prektek dokter kepada Wita karena melanggar etika Dokter.”
- Dokter Muchtar
- Sabar:” dalam merawat anaknya Wita”
- Teliti:” beliau terus berusaha mengetahui segala penyakit dalam tubuh nike sehingga ditemukan 2 penyakit Polio dan setelah itu Leukimia.”
- Pantang Menyerah: terus berusaha untuk menyembuhkan nike sampai akhirnya meninggal juga.”
- Aisyah
- Mudah putus asa:” karena dia terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengaborsi kehamilannya.”
- Paman Hamid
- Tidak bermoral:”telah melakukan pemerkosaan kepada Aisyah yang keponaknnya sendiri.”
- Tidak Bertanggung jawab:”karena sia tidak mau mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya kepada Aisyah.”
- Bachtiar
- Penolong:” Akhirnya Wita menemui Bachtiar yang sedang mencari darah untuk istrinya yang kebetulan sama dengan golongannya sama dengan Wita dan mereka akhirnya membuat perjanjian, Wita mendonorkan darahnya untuk istri Bachtiar dan Bachtiar mendonorkan darahnya untuk Nike, mau mendonorkan darahnya untuk anaknya Wita yaitu Nike.
- Baik hati:”karena dia rela memberi darahnya untuk anaknya Wita yaitu Nike.”
e) Latar :
Latar tempat pada novel Matahari di batas cakrawala :
1. Rumah sakit
2. Rumah Wita
3. Rumah Irwan dan wita
4. Rumah tahanan dan narapidana
Latar tempat pada novel Matahari di batas cakrawala :
1. Rumah sakit
2. Rumah Wita
3. Rumah Irwan dan wita
4. Rumah tahanan dan narapidana
Latar waktu
1.Waktu
Pernikahan
2.waktu
menggugurkan
Latar suasana
1. Haru
2. Sedih
3. kekhawatir
4. Tegang
Latar alat
1. Perahu
f) Sudut pandang :
Sudut pandang dalam novel Matahari di Batas Cakrawala meggunakan orang ke 1,
Sudut pandang dalam novel Matahari di Batas Cakrawala meggunakan orang ke 1,
karena dalam
novel ini si penulis novel menggunakan kata aku
sebagai orang pertama.
g) Gaya bahasa :
Gaya bahasa pada novel Matahari di Batas Cakrawala menggunakan gaya bahasa biasa saja. Pada novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang cukup baku, tidak terdapat majas atau kata- kata pribahasa.
g) Gaya bahasa :
Gaya bahasa pada novel Matahari di Batas Cakrawala menggunakan gaya bahasa biasa saja. Pada novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang cukup baku, tidak terdapat majas atau kata- kata pribahasa.
No comments:
Post a Comment