SINOPSIS NOVEL - Review Gadget Terbaru Fajar Nugraha Wahyu

Breaking

Sunday, 9 September 2012

SINOPSIS NOVEL



Tugas Bahasa Indonesia



Menganalisis unsur – unsur intrinsik cuplikan Novel


Disusun oleh:
Kelompok: 5
Anggota :
1.     Fajar Nugraha Wahyu
2.     M. Yuda Wastu
3.     Mia Fatimah
4.     Rizka Nurmala
5.     Suherman


"Matahari Dibatas Cakrawala"

Karya : Mira W

SINOPSIS
Novel ini menceritakan tentang perjuangan dan pengabdian seorang wanita yang menjadi istri seorang dokter yang di tempatkan di daerah terpencil dan seorang ibu yang harus kehilangan anaknya. Wita merupakan nama dari wanita muda itu, berawal dari kesalahan di masa remajanya yang mencoba menggugurkan kandungan pada seorang dukun, hal tersebut merupakan kesalahan terbesar dalam hidupnya karena dia terlalu terlena dalam pergaulan bebas, Wita merupakan wanita yang di idolakan teman – teman pria sekolahnya seperti erik, rinaldi dan effendi. Kesalahannya itu telah menghancurkan harapan kedua orang orang tuanya padahal ia adalah anak kebanggaan kedua orang tuanya.          
Karena pria yang menghamilinya tidak mau bertangggung jawab, akhirnya Wita mencoba menggugurkannya dengan meminum shampoo. Alhasil ia pun masuk Rumah Sakit, dan di Rumah Sakit itu ia bertemu dengan seorang dokter muda bernama Irwan yang kemudian jatuh cinta.
Setelah menjalani pemeriksaan dokter menyatakan bahwa Wita hamil. Betapa terpukulnya dia mendengar berita itu, secara diam – diam Wita datang ke Rumah Sakit itu lagi meminta agar dokter mau menggugurkan kandungannya, tetapi dengan cepat dokter pun menolaknya. Karena putus asa Wita pun akhirnya mendatangangi dukun mengggugurkan kandungannya, dan karena ulahnya itulah ia hampir meninggal dan harus membayar mahal atas kesalahannya itu.
Dengan penuh kesabaran dokter Irwan merawat Wita, benih – benih cinta pun tumbuh dalam hati keduanya, dan pada akhirnya mereka pun menikah, walau ayah Wita pada awalnya tidak merestuinya karena sebuah alasan bahwa Irwan masih dokter kemarin sore atau baru.
Di awal pernikahannya cobaan pun mulai datang, Irwan harus di rempatkan di daerah terpencil dengan gaji yang sangat minim. Dalam pernikahannya mareka sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Awalnya Wita sudah putus asa tapi karena sebuah keyakinan dari suaminya Wita pun tabah dan sabar menghadapinya. Sampai pada akhirnya Wita pun hamil dan mereka benar – benar bahagia.
Suka duka sebagai istri dokter Inpres yang di kirim di daerah terpencil, membuat Wita sedikit demi sedikit mengubah sifatnya yang manja, menjadi seorang istri yang matang, penuh tangggung jawab dan amat mencintai suaminya yang selalu sibuk tugas di desa. Bulan berganti bulan, kehamilan Wita pun semakin besar dan akhirnya tibalah waktunya ia melahirkan. Wita harus berjuang sepenuh tenaga, bahkan dia rela mempertaruhkan nyawanya di atas meja operasi dan mengorbankan rahimnya dari pada harus mengugurkan kandungan nya untuk yang kedua kalinya. Nyawa pun di pertaruhkan demi mempersembahkan buah hati untuk suami tercinta. Wita bahkan merelakan rahimnya untuk di angkat setelah kelahiran putrinya. Dengan kehadiran putrinya Nike, kehidupan mereka teramat bahagia.
Tetapi kebahagiaan itupun harus sirna ketika dokter Irwan di tuduh telah mengaborsi kandungan anak seorang kepala desa Aisyah. Awalnya Wita tidak percaya, bahkan Wita mempunyai praduga lain. Apakah janin yang di kandung anak kepala desa tersebut anak suaminya! Hasil perselingkuhan suaminya dengan wanita itu, mengingat waktu itu anak kepala desa tersebut sempat menaruh hati pada suaminya.Mungkin alasan itulah suaminya menggugurakan kandungan anak kepala desa tersebut. Akhirnya Wita pun menemui wanita itu, dan dari mulut wanita itulah Wita mendapatkan penjelasan dan pengakuan yang membuat hatinya terhentak. Suaminya melakukan hal itu karena suatu alasan masa lalu, Ia tidak ingin anak kepala desa tersebut mengalami nasib seperti Wita yang nekad datang ke dukun untuk mengugurkan kandungannya dan harus mempertaruhkan nyawa serta rahimnya. Dan ternyata yang telah menghamili Aisyah adalah pamannya sendiri. Dan suami Wita akhirnya dipenjara karena telah melakukan aborsi.
Cobaan pun datang bertubi – tubi, di saat yang bersamaan Nike pun terkena penyakit folio, sampai akhirnya dokter memfonis Nike menderita penyakit Leukemia.  Wita yang kebingungan bahwa anaknya yang sedang leukemia itu membutuhkan darah yang sangat banyak dan sesuai dengan golongan darahnya dia. Akhirnya Wita menemui Bachtiar yang sedang mencari darah untuk istrinya yang kebetulan sama dengan golongannya sama dengan Wita dan mereka akhirnya membuat perjanjian, Wita mendonorkan darahnya untuk istri Bachtiar dan Bachtiar mendonorkan darahnya untuk Nike.  Tetapi sayang usahanya sia-sia akibat penyakitnya itulah Nike harus pergi meninggalkan kehidupan ayah bundanya untuk selama – lamanya.
Akhirnya Irwan pun bebas, walau dia terkena skorsing beberapa tahun sebelum ia boleh berpraktek lagi sebagai dokter kembali. Mereka tinggal kembali di Jakarta. Akhirnya mereka pun mengadopsi anak dan mereka menjalani kehidupan dengan penuh bahagia.


Unsur – unsur instristik

a) Tema :
Matahari di batas cakrawala adalah sebuah novel yang bertemakan tentang sebuah perjuangan dan pengabdian seorang wanita yang menjadi istri seorang dokter dan seorang ibu yang benar – benar menyayangi anaknya.
Jadi, tema intinya adalah perjuangan hidup dan pengabdian kepada anaknya.

b) Amanat :
Novel matahari di batas cakrawala mengandung amanat bahwa
1. kita harus berhati –hati dalam hidup dan dalam bergaul.
2. kita menjadi seorang istri yang baik, penuh kesabaran dan kesetiaan mendampingi suami.
3. Kita tidak boleh ceroboh , kita harus memikirkan akibat dari apa yang telah kita perbuat.
4. kita boleh gegabah dalam mengambil suatu keputusan.
Serta menjadi seorang ibu yang bias di jadikan panutan bagi anaknya. Novel ini pun memperlihatkan bahwa cinta itu misterius, oleh karena itu allah memberi akal pikiran kepada manusia supaya bias mengurai misteri itu menjadi sebuah kehidupan yang bermakna. Dan hanya orang sabar dan ikhlaslah yang dapat menguikan menjadi arti hidup yang penuh makna, walau terkadang kehidupan yang kita jalani tak seindah denga apa yang kita inginkan. Dan semua itu tidak akan luput dari sebuah doa dan ikhtiar.

c) Alur :
Alur novel ini menggunakan alur maju mundur,
sebab penulis dalam menuliskan kisah ini menceritakan kisah kejadian yang sedang di alami tokoh dalam novel dan di selingi bercerita tentang kejadian masa lalu tokoh dalam novel. Contoh:
  1. Pengenalan cerita
  2. Pengungkapan peristiwa masa lalu
  3. Pengungkapan peristiwa yang sedang di alami
  4. Puncak konflik
  5. Nostalgia peristiwa dahulu
  6. penyelesaian


d) Tokoh :
Tokoh yang terdapat pada novel :
1. Wita
2. Darius
3. Dokter Irwan
4. Dokter Muchtar
5. Bachtiar
6. Effendi                    watak
à tidak disebutkan didalam cuplikan
7. Ibu Wita                  watak
à tidak disebutkan didalam cuplikan
8. Bapak Wita           watak
à tidak disebutkan didalam cuplikan
9. Nike                        watak
à tidak disebutkan didalam cuplikan
10. Eric                       watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
11.Rinaldi                   watakà tidak disebutkan didalam cuplikan
12.Aisyah
13.Hamid

Watak:
1.Wita:
1. Ceroboh: “karena dia terlalu terlena dalam pergaulan bebas yang membuat Wita Hamil”
2. Nekat    : ” akhirnya Wita mencoba menggugurkannya dengan meminum shampoo, dan akhirnya dia berhasil menggugurkan kandungannya ke dukun.”
3. mudah putus asa:” Wita mencoba menggugurkannya dengan meminum shampoo dan terus mencoba berbagai cara untuk menggugurkan kehamilannya.”
4. Sabar : “”Cobaan pun datang bertubi – tubi, di saat yang bersamaan Nike pun terkena penyakit folio, sampai akhirnya dokter memfonis Nike menderita penyakit Leukemia.  Tetapi Wita terus Sabar.”

2. Darius
  1. Tidak bertanggung jawab:” Karena pria yang menghamilinya tidak mau bertangggung jawab dan pergi ke daerah lain.”
  2. Pengecut        : “ setelah menghamili Wita dia langsung pergi ke daerah lain.”


  1. Dokter Irwan
  1. Baik hati:” mau membantu Wita yang sedang mengalami kesedihan yang mendalam.”
  2. Ramah:” dalam teks kutipan juga ada,dan dia berbicara ramah sebagai dokter kepada semua pasiennya.”
  3. Sabar:” Akhirnya Irwan pun keluar dari penjara, walau dia terkena skorsing beberapa tahun sebelum ia boleh berpraktek lagi sebagai dokter kembali, dan juga dalam menghadapi cobaan yaitu anaknya yang sakit-sakitan.”
  4. Jujur:” dia telah jujur telah melakukan praktek aborsi kepada Aisyah.”
  5. Tegas: ” tidak mau melalukan prektek dokter kepada Wita karena melanggar etika Dokter.”

  1. Dokter Muchtar
  1. Sabar:” dalam merawat anaknya Wita”
  2. Teliti:” beliau terus berusaha mengetahui segala penyakit dalam tubuh nike sehingga ditemukan 2 penyakit Polio dan setelah itu Leukimia.”
  3. Pantang Menyerah: terus berusaha untuk menyembuhkan nike sampai akhirnya meninggal juga.”

  1. Aisyah
  1. Mudah putus asa:” karena dia terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengaborsi kehamilannya.”

  1. Paman Hamid
  1. Tidak bermoral:”telah melakukan pemerkosaan kepada Aisyah yang keponaknnya sendiri.”
  2. Tidak Bertanggung jawab:”karena sia tidak mau mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya kepada Aisyah.”

  1. Bachtiar
  1. Penolong:” Akhirnya Wita menemui Bachtiar yang sedang mencari darah untuk istrinya yang kebetulan sama dengan golongannya sama dengan Wita dan mereka akhirnya membuat perjanjian, Wita mendonorkan darahnya untuk istri Bachtiar dan Bachtiar mendonorkan darahnya untuk Nike, mau mendonorkan darahnya untuk anaknya Wita yaitu Nike.
  2. Baik hati:”karena dia rela memberi darahnya untuk anaknya Wita yaitu Nike.”


e) Latar :
Latar tempat pada novel Matahari di batas cakrawala :
1. Rumah sakit
2. Rumah Wita
3. Rumah Irwan dan wita
4. Rumah tahanan dan narapidana

Latar waktu
1.Waktu Pernikahan
2.waktu menggugurkan

Latar suasana
1.      Haru
2.      Sedih
3.      kekhawatir
4.      Tegang
Latar alat
1. Perahu

f) Sudut pandang :
Sudut pandang dalam novel Matahari di Batas Cakrawala meggunakan orang ke 1,
karena dalam novel ini si penulis novel menggunakan kata aku sebagai orang pertama.

g) Gaya bahasa :
Gaya bahasa pada novel Matahari di Batas Cakrawala menggunakan gaya bahasa biasa saja. Pada novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang cukup baku, tidak terdapat majas atau kata- kata pribahasa.






No comments:

Post a Comment