Dewasa ini vitamin C banyak dikonsumsi sebagai makanan tambahan (suplemen). Apabila ditinjau dari fungsinya, vitamin C selalu digunakan sebagai zat yang tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan tubuh kita sehari-hari karena tubuh kita tidak dapat memproduksi vitamin C. Sejak kecil kita telah diperkenalkan dengan macam-macam vitamin terutama vitamin C, hal ini dikarenakan oleh manfaat yang kita peroleh dari vitamin ini sangatlah penting. Namun masyarakat umum sering kali tidak memperhatikan jumlah vitamin C yang dikonsumsi dan jumlah vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh.
Apakah Vitamin C itu?
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan dalam jumlah terbatas oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit, asalkan kulit mendapat cukup sinar matahari.
Vitamin C tergolong vitamin yang larut dalam air. Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat, dan asam L-dehidroaskorbat dalam buah-buahan dan sayuran, keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Struktur kimia asam askorbat (vitamin C) mirip dengan struktur monosakarida.
Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang sangat mudah rusak dan tidak stabil. Hal ini disebabkan karena asam askorbat mengalami tautomeri keto-enol untuk mencapai kestabilan strukturnya, dan struktur yang lebih stabil adalah dalam bentuk keto. Disamping mudah larut dalam air, vitamin C juga sangat mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat, dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Keaktifan biologis dari vitamin C akan hilang ketika cincin lakton dari asam dehidroaskorbat terbuka secara irreversibel, hal ini diakibatkan oleh proses pelarutan di dalam air.
Karena larut dalam air, vitamin C mudah diserap dalam usus halus, di mana ia langsung masuk kedalam darah melalui vena porta hepatika dan dari sana ke seluruh tubuh.
Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemasakan, karena ia mudah teroksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu memotong sayur-sayuran seperti kol atau pada waktu menumbuk kentang. Kehilangan vitamin C selama penyimpanan dan pemasakan makanan juga banyak apabila dipakai pemanasan. Pembekuan tidak merusak vitamin dan dalam makanan yang disimpan dalam keadaan beku tidak akan merusak vitamin.
Mengapa kita membutuhkan Vitamin C?
Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan alami yang larut dalam air yang paling efektif. Vitamin C (asam askorbat) dapat bertindak sebagai antioksidan primer atau sekunder. Secara in vivo, asam askorbat mendonorkan atom hidrogen sebagai antioksidan primer. Di dalam makanan, asam askorbat adalah antioksidan sekunder dengan banyak fungsi. Asam askorbat dapat bertindak sinergis dengan pengkhelat dan meregenerasikan antioksidan primer seperti tocopherol. Vitamin C biasanya digunakan sebagai suatu synergist untuk mendonorkan atom hidrogen kepada radikal tocopheroxyl sehingga tereduksi menghasilkan tocopherol kembali.
Selain itu, vitamin C berperan dalam sintesis kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Dengan referensi khusus dalam proses hidroksilasi dua asam amino, prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin. Fungsi penting lainnya dari vitamin C adalah memperkuat dinding saluran pembuluh darah, sehingga dapat mencegah sariawan, wasir, atau varises. Vitamin C juga berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stress.
Berapa banyak jumlah Vitamin C yang diperlukan tubuh?
Jumlah asupan vitamin C yang diperlukan oleh tubuh kita tergantung pada usia, jenis kelamin, dan aktifitas yang dilakukan. Seorang pria dewasa yang banyak melakukan aktifitas yang berat misalnya, membutuhkan vitamin C lebih banyak daripada anak-anak.
Widya Karya Pangan Nasional NAS-LIPI, 1978 menyarankan konsumsi vitamin C per hari untuk anak dan orang dewasa Indonesia antara 20-30 mg. Sedangkan untuk ibu hamil dan menyusui perlu ditambah 20 mg. Di Amerika, jumlah vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 60 mg per hari.
Apa akibatnya jika tubuh kita kekurangan Vitamin C?
Kurangnya konsumsi vitamin C akan mengakibatkan penyakit sariawan atau skorbut. Penyakit skorbut biasanya jarang terjadi pada bayi. Pada anak, biasanya skorbut terjadi pada usia di atas 6 bulan dan di bawah 12 bulan. Gejalanya adalah terjadi pelembekan tenunan kolagen, infeksi, dan demam. Pada orang dewasa, gejala skorbut yang ditemukan adalah perdarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk, anemia, dan deformasi tulang.
Dari mana kita mendapatkan Vitamin C?
Sumber vitamin C yang terbaik adalah sayuran dan buah-buahan terutama buah-buahan segar, diantaranya adalah buah sitrun, arbei, semangka, tomat, cabai, kol mentah, dan sayur-sayuran yang berdaun hijau khususnya selada hijau. Sayuran brokoli memiliki kadar vitamin C yang tinggi yaitu sekitar 113mg/100g berat segar. Sedangkan untuk buah-buahan, jambu berada pada urutan pertama kadar vitamin C ter banyak yaitu sekitar 300mg/100g buah segar. Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya, semakin tua buah, semakin sedikit kadar vitamin C dalam buah tersebut. Hal ini dikarenakan vitamin C yang terdapat di dalam buah telah banyak teroksidasi.
Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi Vitamin C secara berlebihan?
Sebetulnya kadar asupan vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh kita sudah dapat dicukupi oleh konsumsi sayuran serta buah-buahan. Namun 80 % vitamin dalam sayuran tersebut rusak karena pengolahan seperti pemasakan. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan vitamin C dalam tubuh, diperlukan suplemen vitamin C. Walaupun demikian, jumlah vitamin C yang dikonsumsi harus diperhatikan.
Kelebihan mengkonsumsi vitamin C berdampak tidak baik bagi tubuh kita. Terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C akan menyebabkan nyeri pada lambung dan bahkan menyebabkan diare. Hal ini disebabkan karena vitamin C yang bersifat asam. Akibat buruk kedua adalah penumpukan batu ginjal yang merupakan kristal kalsium oksalat, yang dihasilkan oleh reaksi antara asam oksalat, pecahan dari senyawa askorbat yang diekskresikan dalam urin, dengan kalsium. Kelebihan konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12 karena vitamin C dapat mengubah sebagian vitamin B12 menjadi analognya, bahkan salah satu dari analog-analognya itu adalah antivitamin B12.
Vitamin C sebagai antioksidan akan mendonorkan atom hidrogen radikal sehingga dapat menetralkan radikal tersebut. Namun dari reaksi ini dihasilkan pula radikal antioksidan. Apabila vitamin C dikonsumsi dengan dosis yang terlalu besar di luar kebutuhan, maka akan dihasilkan banyak radikal antioksidan sehingga vitamin C akan berubah menjadi suatu pro-oksidan.
Jadi…
Vitamin C itu merupakan substansi yang sangat penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Konsumsi vitamin C yang teratur sebaiknya dilakukan dengan dosis yang tepat sehingga fungsi vitamin tersebut menjadi optimal. Konsumsi vitamin C dalam jumlah yang besar (dosis tinggi) sebaiknya hanya dilakukan dalam masa penyembuhan dan tidak dilakukan secara rutin, sebab penggunaannya yang tidak tepat dan berlebihan akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
No comments:
Post a Comment