|
Pemberian vitamin neurotropik pada
mixed pain ternyata mampu menurunkan kebutuhan dosis diklofenak sebagai
analgesik.
Mixed pain merupakan gabungan dari nyeri nosiseptif dan nyeri
neurotropik. Nyeri itu sendiri dijabarkan oleh Dr. Zuljasri Albar, SpPD yang
merupakan ketua dari Ikatan Reumatologi Indonesia cabang Jakarta, sebagai,
pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan baik aktual maupun potensial atau yang dianggap sebagai kerusakan
.
Nyeri nosiseptif diakibatkan
aktivasi dari nosiseptor A-δ dan C sebagai respon terhadap rangsangan
noxius (mekanik, kimia dan termal). Sementara nyeri neuropatik disebabkan
kerusakan/perubahan patologis pada sistem saraf perifer atau sentral.
"Contoh nyeri nosiseptif, antara lain: luka, arthritis, tendonitis, nyeri
miofasial, kolik, apendisitis, pankreatitis, ulkus peptikum, dan distensi VU.
Pada nyeri neuropatik, misalnya : neuropati diabetes, phantom limb pain,
neuralgia pasca herpes, nyeri pasca stroke, Multiplel Sklerosis, dan sebagaian
nyeri kanker," lanjut Dr. Zuljasri dalam acara Simosium Mixed Pain :
Pathobiology and Current Treatment Option in Mixed Pain Therapy di hotel
Ritz Carlton Jakarta, 13 Mei 2006.
Nyeri kronis terkait dengan nyeri
neuropatik yang tak mendapatkan tindakan pengobatan segera dan akan berkembang
menjadi lebih parah dan menetap. Penundaan medikasi akan berefek pada sejumlah
keadaan antara lain, degenerasi presinaptik terminal pada saraf tulang
belakang, penurunan efektivitas sistem penghambatan yang mengontrol transmisi
nyeri di saraf pusat, mempercepat terjadinya apoptosis pada sel saraf atau
sel-sel glial, serta perubahan sintesa Oksida Nitrit (NO). Hal ini dipaparkan
oleh Prof. Manfred Zimmermann dari Neuroscience and Pain Research
Institute, Heidelberg, Jerman.
Pengalaman dan bukti klinis menduga,
terapi awal dan konsisiten sangat dibutuhkan untuk mencegah keparahan kondisi
neuropati dan mencegah terjadinya nyeri. Vitamin B, telah lama dikenal dalam
dunia kedokteran bisa memberikan efek analgesik.
Studi terbaru dengan subjek hewan percobaan menurut
Zimmermann, mampu memperlihatkan pandangan-pandangan baru tentang mekanisme
vitamin B dalam mengatasi nyeri. Dalam studi pada hewan, vitamin B menunjukkan
potensi meningkatkan efek antinosiseptif diklofenak, memperkuat efek
antineuropatik pada gabapentin, memperkuat penghambatan nyeri pada saraf pusat,
melemahkan alodinia, yang merupakan tanda hiperalgesia pada diabetes neuropati
dan kondisi trauma. "Selain itu vitamin B juga mempengaruhi formasi TNF-α,
dan mendukung proses perlawanan terhadap apoptosis dini pada system
saraf," tambah Prof. Zimmermann.
Profesor Wilferd A Nix dari
Departemen Neurologi, Universitas Clinics, Mainz, Jerman juga sepakat dengan
manfaat vitamin B seperti yang dipaparkan oleh Prof. Zimmermann. "Studi
klinis memperlihatkan bahwa vitamin B memiliki efek analgesik yang dapat
dikombinasikan dengan preparat NSAID, terutama diklofenak. Pemberian kombinasi
ini pada pasien low back pain dapat mengurangi kebutuhan diklofenak.
Penurunan kebutuhan diklofenak ini tentu akan meminimalisir efek samping yang
timbul," jelasnya.
Efek menguntungkan, sambung Wifred, juga
diperlihatkan pada kombinasi vitamin B dengan gabapentin. Vitamin B bisa
memainkan peran sebagai antiineuropatik dengan cara berbeda pada gangguan di
sistem saraf. "Untuk itulah vitamin B seharusnya disertakan dalam semua
alogaritma pada pengobatan low back pain dan sciatica," ujar Wifred.
Kombinasi vitamin B dan diklofenak
dalam satu tablet , kini sudah tersedia. Menurut Dr. Risa Anwar yang merupakan
Head of Medical Departement PT Merck, kombinasi dikofenak dengan vitamin B
dimaksudkan menambah perbendaharaan bagi praktisi medis yang memerlukan sediaan
kombinasi tersebut. "Penyediaan preparat kombinasi ini dilatarbelakangi
oleh banyak studi yang menyimpulkan keuntungan dan keamanan dari penggunaan
diklofenak dan vitamin B dengan harapan mengurangi "keruwetan" minum
2 obat dengan 2 obat dalam satu tablet,"terangnya. (Ani)
No comments:
Post a Comment