5 tahap Pembangunan
W.W. Rostow
a.
Masyarakat Tradisional
Ilmu pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai.
Karena itu, masyarakat semacam ini masih dikuasai oleh kepercayaan-kepercayaan
tentang kekuatan di luar kekuasaan manusia. Manusia dengan demkian tunduk
kepada alam, belum bisa menguasai alam. Akibatnya, produksi masih sangat
terbatas. Masyarakatini cenderung bersifat statis, dalam arti kemajuan berjalan
dengan sangat lambat. Produksi dipakai untuk konsumsi. Tidak ada investasi. Pola
dan tingkat kehidupan generasi kedua pada umumnya hamper sama dengan kehidupan
generasi sebelumnya.
b.
Prakondisi untuk Lepas Landas
Masyarakat tradisional, meskipun sangat lambat, terus bergerak. Pada
suatu titik,dia mencapai posisi prakondisi untuk lepas landas. Biasanya,
keadaan ini terjadi karrena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat
yang sudah lebih maju. Perubahan ini tidak dating karena factor-faktor internal
masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu
untuk mengubah dirinya sendiri. Campur tangan dari luar ini menggoncangkan
masyarakat tradisional itu. Di dalamnya mulai berkembang ide pembaharuan.
Ide-ide yang berkembang ini bukan sekedar pendapat yang menyatakan
bahwa kemjuan ekonomi dapat dicapai, tetapi bahwa kemajuan ekonomi merupakan
suatu kondisi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang dianggap
baik: kebesaran bangsa, keuntungan pribadi, kemakmuran umum, atau kehidupan
yang lebih baik bagi anak-anak mereka nantinya.[1]
Misalnya, seperti yang terjadi di jepang, dengan
dibukanya masyarakat ini oleh armada angkatan laut Amerika Serikat.Pada periode
ini, usaha untuk meningkatkan tabungan masyarakat terjadi. Tabungan ini
kemudian dipakai untuk melakukan investasi pada sector-sektor produktif yang
menguntungkan, termasuk misalnya pendidikan. Investasi ini dilakukan baik oleh
perorangan maupun oleh negara. Sebuah negara nasional yang sentalistis juga
terbentuk. Pendeknya, segala usaha untuk meningkatkan produksi mulai bergerak
dalam periode ini.[2]
c.
Lepas Landas
Periode ini ditandai denga tersingkirnya
hambatan-hambatan yang mengalami proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
merupakan sesuatu yang berjalan wajar, tanpa adanya hambatan yang berarti
seperti ketika pada periode prakondisi untuk lepas landas. Pada periode ini,
tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari
pendapatan nasional atau lebih. Juga, industry-industri baru mulai berkembang
dengan sangat pesat. Keuntungannya sebagian besar ditanamkan kembali ke pabrik
yang baru. Sector modern dari perekonomian dengan dmikian jadi berkembang.
Dalam pertanian, teknik-teknik baru juga tumbuh.
Pertanian menjadi usaha komersial ntuk mencari keuntungan dan bukan sekedar
untuk konsumsi. Peningkatan dalam produktivitas pertanian merupakan sesuatu
yang penting dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi masyarakat
membutuhkan hasil pertanian yang banyak, supaya ongkos perubahanini tidak
terlalu mahal.
d.
Bergerak ke Kedewasan
Setelah lepas landas,akan terjadi proses kemajuan
yang terus bergerak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut
antara 10% sampai 20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kebali,
supaya bisa mengatasi persoalan pertambahan penduduk.
Industry berkembang dengan pesat. Negara ini
memantapkan posisinya dalam perekonomian global: barang-barang yang tadinya
diimpor sekarang diproduksikan di dalam negeri; impor baru menjadi kebutuhan,
sementaraekspor barang-barang baru mengimbangi impor.
Sesudah 60 tahun sejak sebuah negara lepas landas
( atau 40 tahun setelah periode lepas landas berakhir),tingkat kedewasaan
biasanya tercapai. Perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi
teknik-teknik produksi, tetapi juga dalam aneka barangyang diproduksi. Yang
diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang
modal.
e.
Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi
Karena kenaikan pendapatan masyarakat, konsumsi
tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi meningkat ke
kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi indusstri juga berubah, dari kebutuhan
dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama.
Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan
produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Sesudah taraf kedewasaan
dicapai, surplus ekonomi akibat proses polittik yang terjadi dialokasikan untk
kesejahteraan social dan penambahan dana social. Pada titik ini, pembangunan
sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang
kemajuan secara terus menerus.seperti halnya teori-teori modernisasilainnya,
didasarkan pada dikotomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Titik
terpenting dalam gerak kemajuan dari masyarakat yang satu ke yang lainya adalah
periode lepas landas.
Rostow juga
berbicara tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan, yakni orang-orang
yang berani melakukan tindakan pembaruan, meskipun tindakan tersebut ada
resikonya. Dia kemudian berbicara te.ntang kondisi-kondisi social yang
melahirkan para wiraswatawan ini. Rostow[3]
menyebutkan dua kondisi social :
1. adanya elite baru dalam
masyarakat yang merasa diingkari haknya oleh masyarakat tradisional dimana dia hidup, untuk
mendapatkan prestise dan mencapai kekuasaan melalui caara konvensional yang
ada,
2. masyarakat tradisional yang ada cukup fleksibel (atau lemah) untuk
memperbolehkan warganya untuk mencari kekayaan (atau kekuasaan politik) sebagai
jalan untul menaikan statusnya dalam masyarakat (biasanya hak ini dicapai
melalui kepatuhan dan kesetiaan terhadap yang berkuasa.
Kelompok elite baru inilah yang akan menjadi
tenaga pendorong untuk melakukan pembaruan. Elite baru ini merupakan kelompok
orang yang frustasi (dalam arti positif) Karena tatanan social dan politik yang
ada tidak member kemungknan untuk mengembangkan diri. Ini misalnya terjadi pada
kelompok pedagang (cikal bakal dari kaum burjuasi di jaman modern) di jaman
feudal, atau orang-orang Yahudi di Eropa, atau orang-orang cina di Asia
Tenggara. Karena tidak bisa memajukan diri
di ajalur sosila-politik, mereka bergerak di bidang ekonomi dan kemudian
mendapatkan tempat terhormat, karena keberhasilannya mengumpulkan kekayaan.
Dalam
membahas masalah lepas landas pun, Rostow berbicara tentang aspek-aspek
nonekonomi ini. Baginya, lepas landasharus memenuhi semua dari ketiga kondisi[4] yang
saling berkaitan yakni:
1.
Meningkatnya investasi di sector produktif dari (
katakanlah) 5% (atau kurang) atau lebih) dari pendapatan nasional.
2.
Tumbuhnya satu atau lebih sector industry
manufaktur yang penting, dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi.
3.
Adanya atau munculnya secara cepat lembaga-lembaga
politik dan social yang bisa memanfaatkan berbagai dorongan gerak ekspansi dari
sector ekonomi modern dan akibat yang mungkin terjadi dengan adanya
kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar sebaggai hasil dari lepas landas; disamping
itu lembaga-lembaga ini kemudian bisa membuat pertumbuhan menjadi sebuah proses
yang berkesinambungan.
Kondisi ketiga
merupakan kondisi non-ekonomi yang penting. Tetepai, Rostow memang masih
mengutamakan peran ekonomi dari lembaga-lembaga tersebut. Katanya :[5]
Kondisi ketiga menunjuk kepada kesanggupan yang cukup (dari
lembaga-lembaga itu) untuk mengumpulkan modal dari sumber-sumber dalam negeri…
prakondisi untuk lepas landas memerlukan ksanggupan awal untuk menggeakan
tabungan dalam negeri secara produktif, dan juga menciptakan sebuah struktur
yang memungkinkan tingkat tabungan yang
cukup tinggi.
Yang dimaksud oleh Rostow misalnya adalah negara
yang melindungi kepentingan para wiraswastawan untuk melakukan akumulai modal.
Atau memberikan iklim politik yang menguntungkan bagi para industriawan, atau
orang asing untuk menanamkan modalnya. Memang, fungsi dari lembaga-lembaga
non-ekonomi ini adalah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Tetapi, sebagai
seorang ahli ekonomi, dengan menyebutkan lembaga-lembaga non-ekonomi ini Rostow
telah membuat langkah yang sangat berarti.
Dari uraian diatas kita juga melihat bahwa pada
dasarnya Rostow masih melihat masalahpembangunan sebagai masalah yang
sepertidiuraikan oleh model Harrod-Domar : tingkatkan tabungan dan investasi
produktif stinggi mungkin. Lembaga-lembaga non-ekonomi seperti lembaga-lembaga
politik dan social juga harus digerakan untuk mencapai tujua ini. Kalo ini bisa
dilakukan, tahap lepas landas, dan kemudian tahap konsumsi masal yang tinggi,
akan segera dicapai. Etapi, lankah pertama dari selruh proses yang panjang ini
dimulai dengan menghilangkan hambatan pada masyarakat tradisonal, supaya
masyarakat tersebut dapat memerdekakandiri dari nilai-nilai tradisinya,
danmulai bergerak maju. Ini jelas factor non-ekonomi.
Sumber :
Budiman, Arief. 2000, Teori
Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
[1] Rostow, 1966:6
[2] Di sini kita lihat pengah Teori
Harrod-Domar. Pada masyarakat Tradisional belum ada proses investasi. Produksi
adalah untuk konsumsi. Pada masyarakat yang berstatus prakondisi untuk lepas
landas mulai terjadi tabungan masyarakat untuk investasi. Deikian seterusnya.
[3] Rostow, 1971:156
[4] Rostow, 1971: 147, 148.
[5] Rostow, 1971:148
No comments:
Post a Comment